Kerja Sama Antarnegara didalam berbagai bidang. | TUGAS I P S
Kerja sama antarnegara adalah bentuk
hubungan yang dilakukan oleh suatu negara dan negara lain yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan rakyat. Kerja sama antarnegara meliputi kerja sama di bidang
politik, ekonomi, dan sosial-budaya dengan berpedoman pada politik luar negeri
masing-masing. Keikutsertaan Indonesia dalam kerja sama antar negara telah
memberikan manfaat yang banyak. Kerjasama antarnegara dilakukan oleh Indonesia
berkontribusi untuk pembangunan di Indonesia. Namun, selain dampak positif ada
juga dampak negatif yang ditimbulkan oleh kerja sama antarnegara tersebut.
1. Kontribusi Kerja Sama Bidang
Politik
Keikutsertaan Indonesia dalam kerja
sama politik antarnegara telah memberikan manfaat besar bagi Indonesia
khususnya pada masa awal kemerdekaan.Masa awal Kemerdekaan merupakan masa yang
menentukan dalam perjuangan penegakan kemerdekaan. Pada masa itu, bangsa
Indonesia berupaya keras mempertahankan kemerdekaannya dari rongrongan Belanda
yang ingin kembali menjajah Indonesia.
a. Upaya Diplomasi
Upaya Indonesia mempertahankan
kemerdekaan dilakukan dengan cara diplomasi dan fisik. Perjuangan diplomasi
dilakukan untuk mendapatkan dukungan dari dunia internasional. Perlawanan fisik
dilakukan untuk mencegah wilayah-wilayah Indonesia tidak diduduki secara
militer oleh Belanda. Upaya diplomasi diwujudkan dengan melakukan perundingan
dan membuat persetujuan untuk mempertahankan kedaulatan Indonesia. Upayaupaya
tersebut adalah sebagai berikut
No.
|
Upaya
Diplomasi
|
Keterangan
|
1.
|
Persetujuan Linggarjati
|
Persetujuan Linggarjati berlangsung pada tanggal 10-15
November 1946. Persetujuan ini menghasilkan pengakuan kedaulatan Republik
Indonesia yang meliputi Jawa dan Madura. Persetujuan itu diumumkan pada
tanggal 15 November 1946.
Isi perjanjian linggarjati yang
paling pokok ada 3, yaitu :
|
2.
|
Perjanjian Renville
|
Perjanjian Renville diselenggarakan pada tahun 1948 yang
menghasilkan pengakuan kedaulatan Republik Indonesia yang meliputi Jawa dan
Sumatra. Perjanjian Renville terdiri dari:
Isi Perjanjian Renville:
|
3.
|
Perundingan Roem-Royen
|
Perundingan Roem-Roeyen diselenggarakan pada tanggal 14 April - 7 Mei 1949
yang menghasilkan kesepakatan untuk mengadakan Konferensi Meja Bundar (KMB). Perjanjian
Roem Royen merupakan perjanjian yang dilakukan oleh pihak Indonesia dengan
pihak Belanda, yang terjadi pada tanggal 14 April 1949 dan proses
penandatanganan tanggal 7 Mei 1949 yang bertempat di Hotel Des Indes,
Jakarta. Perjanjian ini diambil dari nama ketua wakil tiap negara, untuk pihak Indonesia yaitu Mohammad Roem dan dan untuk pihak Belanda Herman van Royen. Perjanjian Roem Royen bermaksud untuk menyelesaikan permasalahan antara Indonesia dan Belanda sebelum konferensi meja bundar di Den Haag, Belanda.
Isi Perjanjian Roem Royen di Hotel
Des Indes di jakarta, antara lain:
Dampak perjanjian Roem Royen yaitu
setelah perjanjian tersebut kembalinya Sukarno dan Hatta ke Yogyakarta
setelah diasingkan, Yogyakarta sebagai ibukota sementara dari Republik
Indonesia, Penyerahan mandat Sjafruddin Prawiranegara sebagai presiden PDRI
(Pemerintahan Darurat Republik Indonesia) kepada Ir Soekarno, terjadinya
gencatan senjata Belanda dan Indonesia, serta diadakanya Konferensi Meja
Bundar (KMB).
|
4.
|
Perjanjian Konferensi Meja Bundar
(KMB)
|
Perjanjian
KMB diselenggarakan pada tanggal 23 Agustus 1949- 2 November 1949 yang
menghasilkan pengakuan kedaulatan Indonesia atas seluruh wilayah bekas
jajahan Belanda dalam bentuk negara federal Republik Indonesia Serikat (RIS).
Berikut
ini hasil dan Isi persetujuan yang telah dicapai dalam KMB.
a. Belanda mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat selambat-lambatnya pada tanggal 30 Desember 1949. b. Masalah Irian Barat akan diselesaikan dalam waktu satu tahun sesudah pengakuan kedaulatan. c. Akan didirikan Uni Indonesia Belanda berdasarkan kerja sama. d. Pengembalian hak milik Belanda oleh RIS dan pemberian hak konsesi dan izin baru untuk perusahaan. e. RIS harus membayar segala utang Belanda yang diperbuatnya sejak tahun 1942. Untuk menindaklanjuti hasil KMB, maka tanggal 16 Desember 1949, Ir. Soekarno dilantik sebagai presiden RIS dan pada tanggal 17 Desember 1949 diambil sumpahnya. Pada tanggal 20 Desember 1949, Presiden Soekarno membentuk kabinet RIS yang dipimpin oleh Drs. Moh. Hatta sebagai perdana menterinya. |
5.
|
Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera)
|
Pepera dilakukan untuk membebaskan Irian Barat. Hasil Dewan Musyawarah
Pepera dengan suara bulat memutuskan bahwa Irian Barat tetap bagian dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan disahkan secara resmi oleh PBB dalam
Sidang Umum ke-24 pada tanggal 19 November 1969. Keberhasilan Indonesia
mendapatkan Irian Barat dari tangan Belanda itu sungguh tidak mudah.
Diperlukan waktu 24 tahun. Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan 17 Agustus
1945. Saat itu, Indonesia mengklaim seluruh wilayah Hindia Belanda, termasuk
Irian Barat, sebagai wilayahnya. Namun, Belanda tak mau mengakui klaim itu
dan berupaya untuk kembali menguasai Indonesia melalui Aksi Polisionil I (21
Juli-5 Agustus 1947) dan Aksi Polisionil II (19 Desember 1948-5 Januari
1949).
Setelah melalui Perjanjian Linggarjati
(1947), Perjanjian Renville (1948), Perjanjian Roem-Royen (1949), serta
kecaman PBB atas aksi polisionil Belanda itu, akhirnya Indonesia bertemu
dengan Belanda dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda, 22 Agustus
1949-2 November 1949.
Dalam Konferensi Meja Bundar itu,
Belanda mengakui kedaulatan Indonesia, tetapi khusus mengenai Irian Barat
disepakati untuk menunda pembahasannya selama satu tahun. Namun, karena
Belanda terus menunda pembahasan tentang Irian Barat, akhirnya pada 1954,
Perwakilan Tetap Indonesia di PBB memasukkan masalah Irian Barat ke dalam
Agenda PBB.
Tak adanya tanggapan yang memadai
dari Belanda membuat Presiden Soekarno mencanangkan Operasi Trikora (Tri
Komando Rakyat). Operasi itu berakhir pada 15 Agustus 1962 saat Indonesia dan
Belanda menandatangani Kesepakatan New York yang isinya Belanda menyerahkan
Irian Barat kepada PBB, dalam hal ini United Nations Temporary Executive
Authority (UNTEA).
Kesepakatan itu menetapkan,
sebelum akhir tahun 1969 akan diselenggarakan Pepera. Utusan Khusus Sekjen
PBB Ortiz Sanz sempat meributkan kecurangan yang dilakukan Indonesia dalam
pelaksanaan Pepera. Namun, atas tekanan Amerika Serikat, akhirnya Sidang
Majelis Umum PBB, 19 November 1969, menyetujui hasil Pepera dan Irian Barat tergabung
dalam Indonesia.
|
6.
|
Penetapan Deklarasi Djuanda
|
Penetapan ini dilakukan dalam
Konvensi Hukum Laut PBB ke III Tahun 1982 (United Nations Convention On The
Law of The Sea-UNCLOS). Penetapan ini merupakan hasil perjuangan panjang
Indonesia yang sudah dimulai sejak tahun 1957. Pengakuan atas Deklarasi
Djuanda menyebabkan luas wilayah Republik Indonesia berganda 2,5 kali lipat
dari 2.027.087 km² menjadi 5.193.250 km².
Isi dari Deklarasi Juanda
Pemerintah Indonesia mengumumkan
Deklarasi Djuanda yang menyatakan bahwa segala perairan di sekitar, di antara
dan yang menghubungkan pulau-pulau di dalamnya, dengan tidak memandang luas
atau lebarnya merupakan wilayah NKRI. Meskipun awalnya mendapat penolakan
dunia internasional, tetapi akhirnya mendapat respons pada pengakuan
internasional melalui Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Hukum
Laut di Montego Bay Jamaica tahun 1982 atau UNCLOS 1982 (United Nations
Convention on the Law of the Sea 1982).
|
b. Perlawanan Fisik
Upaya-upaya secara politik didukung
dengan upaya-upaya secara fisik, upaya-upaya tersebut antara lain sebagai
berikut.
No.
|
Upaya
Fisik
|
Keterangan
|
1.
|
Pertempuran Lima Hari di Semarang
|
Pertempuran ini terjadi pada tanggal 15-20 Oktober 1945
antara Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan sisa tentara Jepang. Pertempuran
berakhir ketika pemerintah pusat mengirim utusan perdamaian, yaitu Kasman
Singodimedjo dan Mr. Sartono melalui perundingan dengan pihak Jepang yang
diwakili oleh Letnan Kolonel Nomura. Untuk memperingati
Semangat Perjuangan Para Pemuda dan Pejuang kota Semaang maka dibangunlah
sebuah Monumen bernama "Tugu Muda". Monumen tugu ini dibangun pada
tanggal 10 November 1950 dan diresmikan oleh Presiden RI Ir. Sukarno pada
tanggal 20 Mei 1953.
Tokoh-tokoh yang terlibat langsung dalam Pertempuran 5
Hari di Semarang :
|
2.
|
Pertempuran Surabaya
|
Pertempuran ini terjadi pada
tanggal 10 November 1945 antara pejuang Indonesia dan pasukan Sekutu.
Peristiwa 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan. Dalam
pertempuran di Surabaya ini seluruh unsur kekuatan rakyat bahu membahu, baik
dari TKR, PRI, BPRI, Tentara Pelajar, Polisi Istimewa, BBI, PTKR maupun TKR
laut di bawah Komandan Pertahanan Kota, Soengkono. Pertempuran yang
berlangsung sampai akhir November 1945 ini rakyat Surabaya berhasil
mempertahankan kota Surabaya dari gempuran Inggris walaupun jatuh korban yang
banyak dari pihak Indonesia. Oleh karena itu setiap tanggal 10 November
bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan. Hal ini sebagai penghargaan atas
jasa para pahlawan di Surabaya yang mempertahankan tanah air Indonesia dari
kekuasaan asing. Pengaruh pertempuran Surabaya berdampak luas di kalangan
internasional, bahkan masuk dalam agenda sidang Dewan Keamanan PBB tanggal
7-13 Februari 1946.
|
3.
|
Bandung Lautan Api
|
Istilah Bandung
Lautan Api menjadi istilah yang terkenal setelah peristiwa
pembumihangusan tersebut. Jenderal A.H Nasution adalah Jenderal TRI yang
dalam pertemuan di Regentsweg (sekarang Jalan Dewi Sartika),
setelah kembali dari pertemuannya dengan Sutan
Sjahrir di Jakarta, memutuskan strategi yang akan dilakukan
terhadap Kota Bandung setelah menerima ultimatum Inggris tersebut.
"Jadi
saya kembali dari Jakarta, setelah bicara dengan Sjahrir itu. Memang dalam
pembicaraan itu di Regentsweg, di pertemuan itu, berbicaralah semua orang.
Nah, disitu timbul pendapat dari Rukana, Komandan Polisi Militer di Bandung.
Dia berpendapat, “Mari kita bikin Bandung Selatan menjadi lautan api.” Yang
dia sebut lautan api, tetapi sebenarnya lautan air."-A.H Nasution, 1
Mei 1997
Istilah Bandung
Lautan Api muncul pula di harian Suara Merdeka tanggal 26
Maret 1946. Seorang wartawan muda saat itu, yaitu Atje
Bastaman, menyaksikan pemandangan pembakaran Bandung dari bukit Gunung
Leutik di sekitar Pameungpeuk, Garut. Dari puncak itu Atje
Bastaman melihat Bandung yang memerah dari Cicadas sampai
dengan Cimindi.
Setelah
tiba di Tasikmalaya, Atje Bastaman dengan bersemangat segera menulis
berita dan memberi judul "Bandoeng Djadi Laoetan Api". Namun karena
kurangnya ruang untuk tulisan judulnya, maka judul berita diperpendek menjadi
"Bandoeng Laoetan Api".
Peristiwa ini terjadi pada tanggal 23 Maret
1946. Penduduk Kota Bandung membakar rumah mereka dan meninggalkan kota
menuju pegunungan di daerah selatan Bandung. Hal ini dilakukan untuk mencegah
tentara Sekutu dan tentara NICA Belanda untuk menggunakan Kota Bandung
sebagai markas strategis militer.
|
4.
|
Pertempuran Medan Area
|
Pertempuran ini terjadi antara
pejuang Indonesia di Medan dengan tentara Sekutu dan NICA Belanda.
Pertempuran ini berhasil menghambat upaya NICA untuk mengambil alih
kekuasaan.
|
5.
|
Pertempuran Ambarawa
|
Pertempuran ini terjadi pada
tanggal 20 November 1945 dan berakhir pada tanggal 15 Desember 1945.
Pertempuran terjadi antara pasukan Tentara Kemanan Rakyat (TKR) melawan
pasukan Sekutu dan berhasil memukul mundur pasukan Sekutu ke Semarang.
|
6.
|
Serangan Umum 1 Maret 1949
|
Serangan ini merupakan peristiwa
yang sangat penting dalam sejarah
perjuangan bangsa Indonesia dalam usaha mempertahankan kemerdekaan. Serangan berhasil membuktikan kepada dunia internasional bahwa Republik Indonesia masih memiliki kekuatan, meskipun ibu kota diduduki oleh Belanda. |
7.
|
Operasi Trikora (Tri Komando
Rakyat)
|
Operasi Trikora adalah operasi
yang disertai dengan pengerahan kekuatan militer untuk membebaskan Irian
Barat (sekarang Papua) dari Belanda. Operasi ini berakhir setelah diakuinya
Irian Barat sebagai wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
|
2. Kontribusi Kerja Sama Bidang Ekonomi
Kontribusi kerjasama bidang ekonomi
membawa dampak positif dan negatif bagi Indonesia. Keikutsertaan dalam
kerja sama ekonomi antarnegara memberikan manfaat atau dampak positif antara
lain sebagai berikut.
No.
|
Dampak
Positif
|
Keterangan
|
1.
|
Menarik Investasi
|
Kerjasama ekonomi dijadikan
sebagai forum promosi potensi Indonesia. Hal tersebut sangat menguntungkan
Indonesia karena forum tersebut sebagai ajang menarik investor asing untuk
menanamkan modalnya di Indonesia.
|
2.
|
Menciptakan Lapangan Pekerjaan
|
Kerja sama ekonomi antarnegara
mendorong masuknya modal dan investor asing sehingga memperluas kegiatan
produksi dalam negeri. Hal ini mengakibatkan terciptanya lapangan kerja baru
dan mengurangi pengangguran.
|
3.
|
Peningkatan Kualitas Produk dalam
Negeri
|
Dalam kerja sama ekonomi
internasional terjadi persaingan yang memacu produsen untuk memperhatikan
kualitas produk yang dipasarkan sesuai dengan standar internasional. Hal ini
dimaksudkan supaya produk dalam negeri dapat bersaing dengan produk-produk
negara maju.
|
4.
|
Mengurangi Hambatan Perdagangan
Internasional
|
Melalui kerja sama ekonomi
diharapkan tercapai kesepakatan-kesepakatan yang dapat mengatasi hambatan
dalam perdagangan internasional seperti pembebeasan tarif bea masuk, pajak,
dan quota. Dengan demikian akan memperlancar kegiatan ekspor dan menciptakan perdagangan
yang saling menguntungkan.
|
5.
|
Meningkatkan Kesejahteraan dan
Kemakmuran Masyarakat
|
Kerja sama ekonomi antarnegara
menciptakan perluasan daerah pemasaran di luar negeri sehingga ekspor akan
meningkat. Peningkatan ekspor dapat menghidupkan perekonomian dalam negeri
karena produkproduk dalam negeri terjual di luar negeri. Akibatnya, usaha
atau perusahaan dalam negeri dapat berkembang dengan baik dan mendatangkan
kemakmuran bagi masyarakat.
|
Disamping dampak positif kerja sama
ekonomi juga membawa dampak negatif bagi perkonomian Indonesia. Dampak negatif
tersebut adalah sebagai berikut.
No.
|
Dampak
Negatif
|
Keterangan
|
1.
|
Produk dalam Negeri Kalah Bersaing
dengan Produk Luar Negeri
|
Kerja sama ekonomi mengakibatkan
masuknya produk luar negeri. Produk dalam negeri yang proses produksinya
masih sederhana akan kalah bersaing, baik harga atau kualitasnya dengan
produk luar negeri yang sudah menggunakan teknologi modern. Akibatnya, banyak
pengusaha dalam negeri mengalami kebangkrutan.
|
2.
|
Masuknya Tenaga Kerja Asing ke
Indonesia
|
Kerja sama ekonomi antarnegara
memungkinkan masuknya tenaga kerja asing ke Indonesia karena tenaga kerja
asing lebih menguasai teknologi tersebut dibandingkan dengan tenaga kerja
Indonesia. Hal ini mengakibatkan tenaga kerja dalam negeri terisish.
|
3.
|
Kebergantungan pada Negara Lain
|
Bantuan negara lain berupa
pinjaman modal atau utang luar negeri dapat menyebabkan pemerintah dan
masyarakat kurang berupaya dalam mengembangkan perekonomian hingga selalu
bergantung pada bantuan negara lain. Kebergantungan pada negara lain juga
terjadi dalam hal produk yang diimpor. Misalnya, produk-produk berteknologi
canggih seperti pesawat tempur. Dalam pengadaan suku cadangnya, Indonesia
sangat bergantung pada negara yang memproduksi pesawat tempur tersebut.
|
4.
|
Intervensi Negara Lain dalam
Kebijakan Ekonomi Indonesia
|
Kebergantungan pada negara lain
dapat memberikan peluang bagi negara lain untuk campur tangan. Sebagai
contoh, Indonesia pernah melakukan kerja sama dengan IMF untuk mendapatkan bantuan
pencairan dana guna mengatasi krisis ekonomi. Dalam kerja sama tersebut,
Indonesia harus melaksanakan nota kesepahaman yang dibuat IMF. Akibatnya
berbagai kebijakan ekonomi Indonesia harus mendapat persetujuan IMF.
|
3. Kontribusi Kerja Sama Bidang Sosial Budaya
Manfaat kerjasama dalam bidang
sosial dan budaya yang diperoleh Indonesia antara lain sebagai berikut.
No.
|
Dampak
Positif
|
Keterangan
|
1.
|
Diakuinya Warisan Budaya Indonesia
oleh Dunia Internasional
|
Beraneka warisan budaya Indonesia
telah diakui oleh PBB, melalui
UNESCO, sebagai Warisan Budaya Dunia (World Culture Heritage)seperti batik, wayang, keris, angklung, tari saman, Candi Borobudur, Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Situs Sangiran. |
2.
|
Peningkatan Kegiatan Pariwisata di
Indonesia
|
Keragaman budaya indonesia menjadi
daya tarik wisatawan asing untuk berkunjung ke Indonesia sehingga mendorong
perkembangan pariwisata di Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik,
pada tahun 2011, sektor pariwisata menciptakan devisa sebesar US$8,55 miliar
atau meningkat 12,5% dari tahun 2010. Kenaikan ini bersumber dari peningkatan
jumlah wisatawan mancanegara.
|
3.
|
Peningkatan Mutu Pendidikan di
Indonesia
|
Kerja sama bidang pendidikan
berupa pertukaran pelajar, beasiswa, pertukaran guru, dan bantuan dana hibah
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dengan cara belajar dari sistem
pendidikan negara maju. Indonesia menjalin kemitraan dengan berbagai negara,
di antaranya Amerika Serikat, Mesir, Jepang, Australia, Jerman.
|
Komentar